WELCOME IN SONHAJI'S SPOT

03/02/09

PROFILE



Son Haji Ujaji dilahirkan di Desa Baros, Kecamatan Baros, Kabupaten Serang, pada tanggal 15 Oktober 1970, dari pasangan K.H. Arsyuddin dengan Hj. Bai Masni yang merupakan anak ke-3. Jumlah saudara kandung sebanyak 7 orang, yaitu 2 orang kakak masing-masing Yaya Bambang Aryadillah dan Oji Faozi, serta 5 orang adik yaitu Ibnu Hajar Dewantara, Halimatu Sa’diyah, Ahmad Yasir Arafat, Fatimah Zahroh dan Azizah Mahmudah.

Semasa kecil, Son Haji hidup di lingkungan pesantren, dengan mengenyam pendidikan formal pertama kali di Madrasah Ibtidaiyah Mu’awanatul Muslimin Pasar Baros di bawah pimpinan Ustadz Abdul Rahman. Belajar di madrasah ini dilakukan pada sore hari, setelah pagi harinya belajar di Sekolah Dasar Negeri baros I yang waktu itu kepala sekolahnya adalah Bapak Uwen Tarmizi. Di samping itu, secara informal belajar mengkaji Al-Qur’an dan kitab salaf di pondok pesantren Kiai Bai Didih yang jaraknya tidak jauh dari rumah orang tuanya.

Selepas dari MI Mu’awanatul Muslimin dan SDN Baros I, kemudian melanjutkan pendidikannya di Madrasah Tsanawiyah (MTs) “Nurul Huda” Kampung Sawah - Baros di bawah pimpinan Bapak K. H. Ahmad Matin. Selama belajar di MTs ini, setiap malamnya melakukan aktivitas “ngaji” kitab kuning di Pondok Pesantren Kiai Bai Didih.

Beranjak dari MTs, kemudian Son Haji melanjutkan sekolahnya di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Serang di bawah pimpinan Bapak Ali Darda. Sebagai catatan bahwa pada saat itu, satu-satunya MAN yang ada di banten yaitu MAN Serang yang sekarang disebut MAN I Serang berdomisili di Cikulur - Serang. Di MAN Serang inilah Son Haji memulai aktivitas organisasi, dengan masuk pada kepengurusan OSIS. Pada saat itu, Ketua Osis dijabat oleh Amaludin dari Cadasari Pandeglang. Kemudian Masuk lagi pada struktur di atasnya yaitu HOSMA (Himpunan Organisasi Siswa Madrasah Aliyah) se Wilayah Banten, dengan posisi Sekretaris.

MAN Serang, memberikan banyak inspirasi pada Son Haji untuk selalu beraktivitas di organisasi. Di MAN Serang, pada saat itu terdapat berbagai kegiatan yang dapat memberikan motivasi untuk berdikari dan tetap survive dalam mengarungi kehidupan. Motivasi itu, kemudian yang membawanya terus melakukan aktivitas organisasi di kemudian hari. Saat belajar di MAN Serang, Son Haji berhasil meraih prestasi belajar yang memuaskan dengan ijazah terakhir meraih NILAI TERTINGGI.

Melanjutkan pada jenjang S-1, Son Haji memilih Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jakarta. Semasa di IAIN ia terlibat di berbagai organisasi, baik organisasi intra kulikuler seperti senat mahasiswa (menempati posisi Ketua Komisi Organisasi, Badan Perwakilan Mahasiswa [BPM] IAIN), maupun organisasi ekstra kulikuler seperti di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Ciputat (sebagai Ketua Bidang Keanggotaan dan Masalah Internal), HMI Komisariat Fakultas Syari’ah (sebagai Ketua Umum), Himpunan Mahasiswa Banten (HMB) Jakarta (sebagai Ketua Umum), Ikatan Keluarga Penerima Beasiswa, Yayasan Beasiswa Jakarta (IKPA-YBSJ) – sebagai Ketua Bidang Kerohanian--.

Di berbagai organisasi itu, ia ditempa tentang praktek kepemimpinan dan kematangan emosional pribadi. Dari pengalaman berorganisasi di saat duduk di S-1 inilah yang kemudian membawanya ke jenjang organisasi kemasyarakatan yang benar-benar menuntut kerja keras, baik dalam sisi kapasitas intelektual maupun kearifan individual.

Dua tahun setelah selasai S-1, dia melaksanakan sunatullah (pernikahan) dengan Eva Maria Ulfah (lulusan S-1 IAIN Serang) asal dari Muara, Binuangeun Banten Selatan. Dari pernikahannya itu, sampai saat ini dikaruniai dua orang putri yaitu Yustisia Aulia Insancita (tengah sekolah di Madrasah Pembangunan (MP) UIN Jakarta) dan Widya Cahya Ilmiyana (saat ini belajar di TPA As-Salamah-Ciputat).

Sekalipun telah berkeluarga, karena kematangannya dalam berorganisasi dia dilibatkan dalam membesarkan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) Generasi Muda Mathla’ul Anwar (GEMA-MA). Di GEMA-MA ia berhasil duduk menjadi Ketua Umum. Kemudian terlibat dalam kepengurusan Dewan Pengurus Pusat Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPP KNPI), dengan menduduki Jabatan Wakil Sekretaris Jenderal dan Ketua Hubungan Antar Lembaga.

Di tengah-tengah kesibukannya dalam berorganisasi, ia masih sempat melanjutkan studinya ke jenjang S-2 di Univesitas Muhammadaiyah Jakarta (UMJ) dengan mengambil program Magister Ilmu Adminstrasi, kekhususan Pemberdayaan Masyarakat (community development). Secara profesi, jenjang pendidikan S-2 sangat mendukung kariernya di bidang KONSULTANSI MANAGEMENT PEMBANGUNAN berbasis MASYARAKAT.

Dalam aktivitas politik praktis, dia pernah ditawari untuk bergabung dengan Partai HANURA, Partai GERINDRA, maupun partai-partai lama, namun sampai saat ini dia belum bisa untuk bergabung di Partai Politik. Maka pada saat ada pendaftaran KPU Pusat tahun 2007, dia mendaftarkan diri dan berhasil masuk ke 45 besar Calon Anggota KPU, namun nasib belum memihak kepadanya. Dan pada tahun 2009 dia maju mendaftarkan diri untuk menjadi Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia mewakili Provinsi Banten dengan memperoleh nomor urut 58. Sesungguhnya bila dilihat dari substansi pembentukan DPD-RI yang merupakan pengejewantahan dari system bicameral, seyogyanya Calon DPD-RI itu harus orang independent (non partai), sehingga tidak ada inters dan kepentingan golongan tertentu yang pada akhirnya dapat menajadi lembaga cake and balances terhadap dominasi DPR-RI yang super body.